Ketua YNHB Temukan Lansia yang Tinggal di Gubuk

Ketua Yayasan Naga Harapan Banten (YNHB) Raksa A Sagara sedang berbincang dengan lansia Asmaiyah (60) di kediamanya. (Foto/Deni).

LEBAK,- Ketua Yayasan Naga Harapan Banten (YNHB) Raksa A Sagara santuni beberapa anak yatim piyatu di Kampung Pasir Gebang, Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (25/1/2020) lalu.

Dalam kunjungannya tersebut, secara tidak sengaja Ketua YNHB menemukan salah seorang lanjut usia (Lansia) bernama Asmaiyah (60) yang mengalami penyakit lumpuh ringan sekira 10 tahun dan tinggal di sebuah gubuk yang kondisinya sudah tidak layak.

“Alhamdulillah dalam kesempatan ini saya dapat bersilaturahmi dengan beberapa anak yatim piyatu di Kampung ini. Semoga Allah selalu memberikan kesempatan pada saya untuk terus melakukan santunan ini. Saya berharap bukan hanya di Kampung ini, namun, di Kampung yang lainnya juga,” kata Ketua YNHB Raksa A Sagara

Raksa juga mengungkapkan, dirinya merasa prihatin melihat keadaan ibu yang sudah tua itu. Selain mengalami penyakit lumpuh ringan, kondisi rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu (bilik) yang sudah berlubang dan rapuh serta hanya berlantaikan tanah.

“Saya merasa prihatin. Padahal, Kampung ini dekat dengan pusat Pemkab Lebak. Namun, mungkin, hal ini belum diketahui oleh pemerintah terkait,” ungkapnya.

Yang lebih mirisnya lagi, untuk makan sehari-hari pun ibu tersebut hanya mengandalkan belaskasihan tetangga sekitar. Hal ini diketahui, ketika warga menyampaikan kepada Raksa.

“Selain dari pada itu, ternyata warga setempat kesulitan air bersih, dan untuk BAB juga warga masih banyak yang dolbon,” tandas Raksa

Raksa berharap mudah-mudahan kedepan semua pihak dapat membantu mengatasi persoalan ini.

“Persoalan ini sudah menjadi tanggung jawab semua pihak. Karena ini tentang keperdulian Sosial yang harus segera di tanggapi,” harapnya.

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengaku selama ini belum pernah ada yang melihat kondisi ibu Asmaiyah.

“Iya betul, Asmaiyah sudah lama tinggal di Gubuk tersebut dan tidak memiliki keluarga. Untuk makan sehari-haripun hanya menunggu balas kasihan tetangga. Karena, Asmaiyah mengalami lumpuh ringan. Kami juga ikut prihatin, namun apalah daya kami hanya bisa membantu semampunya,” pungkasnya.

Sementara itu Raksa mengaku langsung menghubungi Kepala Desa setempat Malik. Namun, pengakuan Kepala Desa, untuk persoalan Ibu Asmaiyah terkendala karena tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), sehingga sulit untuk mendapatkan bantuan.

“Kalau memang persoalannya di KTP, saya berharap Instansi terkait birokrasinya dipermudah, agar persoalan ini tidak berbelit – belit dan segera dapat teratasi,” tandasnya. (Deni).