Kampung Cilebu, Negeri Kincir Angin yang Ada di Lebak

Sejumlah anak tengah memasang kincir angin di lahan perkebunan di Kampung Cilebu, Desa Pasir Haur, Kecamatan Cipanas, Minggu 24/12 (foto/Yusuf).

LEBAK – Kabupaten Lebak salah satu kabupaten di Provinsi Banten, selain dikenal dengan jumlah kecamatanya yang dibagi menjadi 28 Kecamatan, juga dikenal sebagai daerah yang kaya akan objek wisata alam dengan kearifan lokalnya masing-masing.

Tidak kalah dengan negara Belanda yang di juluki Negeri kincir angin. Di Lebak juga ada satu tempat yang menjadikan kincir angin sebagai ciri khasnya. Tepatnya di Cilebu.

Cilebu merupakan salah satu kampung yang ada di Desa Pasir Haur, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak yang memiliki ciri khas, yaitu Kincir Angin Raksasa. Masyarakat Cilebu sering bermain dengan kincir angin. Hal ini sudah ada sejak lama dan dipelihara dari generasi ke generasi hingga sekarang. Kincir angin tersebut telah menjadi salah satu kearifan Lokal yang mereka punyai.

Baca juga :
Curug Sewu, Pesona Air Terjun yang Tersembunyi di Lebak Selatan
Mata Air Citaman, Situs Peninggalan Prasejarah yang Indah

Masyarakat Cilebu sering memainkan kincir angin setelah masa panen padi. Bukan hanya anak- anak yang memainkan kincir angin, tapi semua golongan mulai dari kalangan remaja hingga orang tua. Mereka saling mengadu kualitas kincir angin yang buatnya. Kincir angin yang memiliki suara paling nyaring akan menjadi pemenang.

Kincir angin yang ada di Cilebu memiliki keistimewaan tersendiri. Kincir angin yang dibuat oleh warga kampung Cilebu, selain memiliki kualitas yang bagus dengan suara yang nyaring, juga memiliki ukuran yang panjang hingga lebih dari 1 (Satu) meter, hal ini tentu berbeda dengan kincir angin yang biasa kita temui ditempat lain.

Sumardi, warga kampung Cilebu mengatakan, untuk pembuatan kincir angin, masyarakat diasana menggunakan kayu pilihan dengan kualitas terbaik.

“Untuk pembuatan kincir angin, biasanya kami memilih kayu jati. Selain karena kekuatanya, kincir angin dari kayu jati bisa menghasilkan bunyi yang keras,” kata Sumardi saat ditemui Orbit Banten di kediamanya, Minggu (24/12) kemarin.

Sumardi menambahkan, jika dihitung secara materi, untuk pembuatan satu buah kincir angin bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan rupiah. Tergantung jenis kayu dan ukuran kincir angin yang akan dibuat.

“Jika menggunakan kayu dengan kulitas terbaik dan ukuran baling-balingnya mencapai 3 sampai 6 meter. Untuk satu buah kincir angin bisa dihargai 1 sampai 3 juta rupiah,” ujarnya.

Dengan nilai jual yang cukup tinggi tersebut, tidak heran jika sang pemilik kincir angin rela menginap dikebun maupun sawah untuk menjaga kincir angin yang mereka pasan. Hal ini dilakukan agar tidak ada orang yang mencuri atau merusak kincir angin yang mereka pasang. (Yusuf).