Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPRD Lebak Berakhir Ricuh

Aksi Kumala di depan gedung DPRD Lebak berakhir ricuh.(Foto/Yusuf)

LEBAK – Aksi unjuk rasa Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) di depan gedung DPRD Lebak berakhir ricuh. Para mahasiswa kecewa terhadap anggota dan pimpinan DPRD Lebak yang tidak menemui pengunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi tentang persoalan Lebak.

Baca juga:
JB Tantang Pengusaha Bangun Ruang Kelas Baru di Lebak
HUT ke-189 Lebak, HMI dan Kumala Gelar Aksi Unjuk Rasa
Ada Pekerjaan Double Track, Dua Perlintasan Kereta Api Ditutup

Pada awalnya, para mahasiswa melakukan aksi dengan tertib. Mereka berorasi di depan gedung wakil rakyat. Aparat keamanan dari Polres Lebak, Polsek Rangkasbitung, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengawal aksi tersebut. Setelah satu jam lebih berorasi, para mahasiswa kemudian membakar ban di depan gedung dewan. Aksi tersebut dihalang-halangi anggota Satpol PP dan akhirnya terjadilah kericuhan.

Para mahasiswa dan aparat keamanan terlibat baku hantam. Kondisi tersebut mengakibatkan tujuh orang mahasiswa harus mendapatkan perawatan medis di RSUD dr. Adjidarmo, Rangkasbitung.

Ketua Umum Kumala Imam Nurhakim menyatakan, kecewa terhadap 50 orang wakil rakyat yang tidak mau mendengar dan menerima aspirasi mahasiswa. Padahal, mahasiswa hanya ingin berdialog dan menyampaikan aspirasi tentang kondisi Lebak. Namun, setelah ditunggu cukup lama, mereka tidak kunjung menemui mahasiswa.

“Kami enggak ngerti dengan pikiran dewan. Mereka digaji oleh uang rakyat, tapi enggak mau menemui rakyatnya yang akan menyampaikan aspirasi,” kata Imam kepada Orbit Banten, Sabtu (2/12).

Imam membenarkan, tujuh orang aktivis Kumala mendapatkan perawatan medis setelah mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari Satpol PP Lebak. Mereka harus mendapat perawatan medis, karena mengalami luka di bagian leher dan tubuhnya.

“Kita hanya mau bakar ban, tapi dihalangi dan diperlakukan kasar aparat yang berjaga,” tegasnya.

Pelaksana tugas (Plt) Satpol PP Lebak Dedi Supratna Wijaya menyatakan, aksi bakar ban yang akan dilakukan rekan-rekan mahasiswa membahayakan masyarakat. Apalagi, di sekitar lokasi pembakaran ban, terdapat kendaraan roda empat. Dia khawatir, api dari ban akan menyambar dan akhirnya merugikan orang lain.

“Kita cegah aksi bakar ban, karena dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap kendaraan yang terparkir di depan gedung dewan,” paparnya.(Yusuf Permana)