Pelopori Pembangunan Jalan Dengan Konstruksi CTB

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya meninjau lokasi pembangunan jalan dengan kontruksi CTB. (Foto/Dok. PU-PR Lebak).

LEBAK – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melakukan terobosan dalam pembangunan jalan di wilayah Kabupaten Lebak, yaitu dengan menerapkan sistem CTB (cement treated base). Tujuannya, supaya jalan yang dibangun pemerintah daerah berkualitas dan bisa dinikmati masyarakat.

Kepala Dinas PUPR Lebak Wawan Kuswanto menjelaskan, CTB (Cement Treated Base) adalah campuran semen, air, serta agregat halus dan kasar yang melalui proses gradasi laboratorium. Bahan bahan tersebut dicampur dengan alat khusus yang dapat menghasilkan campuran beton setengah basah dengan kadar air minimum (Slump Nol).

Penggunaan CTB biasanya pada kostruksi perkerasan jalan sebagai lapisan konstruksi pondasi bawah (Sub Base) atau pondasi atas (Base Course).

Hasil pembangunan jalan dengan kontruksi CTB, di ruas jalan Pasir Kacapi-Kalawijo. (Foto/Dok. PU-PR Lebak).

Kelebihan dari penggunaan konstruksi CTB, pertama lapisan konstruksi CTB tidak peka terhadap air, sifat ini sangat membantu untuk konstruksi dimana muka air tanahnya tinggi dan kondisi curah hujan yang tinggi. Kedua, nilai CBR yang dihasilkan > 100 % (lebih tinggi dari agregat biasa), sehingga dapat mengurangi tebal rencana perkerasan. Ketiga, masa pelaksanaan yang relatif cepat.

Keempat, CTB hanya membutuhkan masa curing 3 hari untuk dilalui kendaraan / dilanjutkan pekerjaan konstruksi diatasnya setelah pemadatan. Kelima, CTB tidak membutuhkan bekisting / cetakan dan tulangan. Keenam, CTB tidak membutuhkan siar detalasi dan construction joint. Dan terakhir, CTB dapat mengakomodasi penurunan setempat.

Pembangunan jalan menggunakan konstruksi CTB terbukti menghasilkan jalan yang berkualitas, hemat biaya, dan nyaman dilalui kendaraan besar dan kecil. Ruas jalan tersebut tidak bergelombang dan kuat dilalui kendaraan dengan kapasitas tonase yang besar. Jadi, kualitas badan jalan yang dihasilkan tidak akan kalah dengan jalan beton yang memakan biaya besar.

“Pembangunan Jalan dengan konstruksi CTB baru dilaksanakan di Lebak. Hasilnya memuaskan dan enggak kalah kualitasnya dengan jalan tol,” kata Wawan Kuswanto.

Menurutnya, Pemkab Lebak bisa berhemat kurang lebih 40 persen dalam pembangunan jalan menggunakan konstruksi CTB. Untuk satu kilometer jalan yang dibangun dengan lebar enam meter, menghabiskan anggaran Rp3,5 miliar. Bandingkan dengan biaya pembangunan jalan beton yang nilainya mencapai Rp5 miliar sampai Rp6 miliar.

“Pembangunan menggunakan konstruksi CTB lebih hemat dan menguntungkan. Karena itu, sekarang kita jangan hanya terpaku pada jalan beton, karena pembangunan jalan dengan konstruksi CTB lebih murah dan hemat biaya,” tegasnya.

Tidak hanya itu, pembangunan jalan dengan konstruksi CTB juga lebih efisien. Waktu pembangunan jalan tidak membutuhkan waktu lama. Kondisi tersebut berbeda dengan pembangunan jalan beton yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, karena menunggu jalan beton kering terlebih dahulu.

“Teknik pembangunan jalan seperti ini telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Namun masih langka, karena peralatan yang digunakan masih terbatas,” ungkapnya.

Beberapa ruas jalan yang dibangun menggunakan konstruksi CTB di Lebak, yakni Jalan Gedong-Sekarwangi, Kecamatan Curugbitung, Jalan Pasir Kacapi – Curugbitung, Sajira-Kalawijo Kecamatan Sajira, Leuwidamar-Gajrug (Ciminyak-Kalawijo), Kecamatan Muncang, Jalan Raya Leuwidamar di Kecamatan Kalanganyar, dan Bolang – wanasalam Kecamatan wanasalam.

“Ke depan, infrastruktur jalan di wilayah Banten bisa menggunakan konstruksi CTB dalam menuntaskan pembangunan jalan. Saya jamin, jalan yang dihasilkan lebih berkualitas, hemat biaya, dan nyaman dilalui. Bahkan, kualitasnya enggak akan kalah dengan jalan beton yang menghabiskan dana pembangunan miliaran rupiah,” tegasnya.(adv).